Angular vs React? Pilih yang mana ya?



Bicara front end framework terbaik, React vs Angular akan selalu jadi perbincangan. Keduanya sama-sama populer, menawarkan berbagai fitur dan keunggulan, serta didukung dua raksasa teknologi dunia (Google dan Meta).

Nah, Anda yang akan membangun project mungkin bertanya-tanya, “Mending pilih framework yang mana ya, Angular atau React?”

Tak perlu bingung, Anda sudah berada di tempat yang tepat, kok. Di artikel ini, kami akan membandingkan Angular vs React secara detail. Mulai dari kemudahan, performa, struktur project, dan banyak lagi.

Artikel ini sekaligus membantu Anda menentukan framework mana yang paling sesuai dengan kebutuhan. Penasaran kan? Simak artikel ini hingga selesai, ya!

Apa itu Angular?

Angular adalah front end framework yang ditulis dengan TypeScript, sebuah superset dari JavaScript. Framework open source ini dikembangkan sejak 2016 oleh raksasa teknologi Google.

Angular menawarkan berbagai library dan fitur menarik seperti Real DOM, Directives, dan Code Splitting. Ia dapat digunakan untuk mengembangkan project berbasis web maupun mobile.

Selain untuk membangun aplikasi milik Google seperti Assistant, Duo, dan Firebase, Angular juga banyak dipakai perusahaan besar dunia. Contohnya Nike, PayPal, HBO, Forbes, dan Sony.

Apa itu React?

Berbeda dengan Angular, React sebenarnya bukan merupakan framework, melainkan library. Nah, library open source berbasis JavaScript ini dibangun oleh Meta (dulunya Facebook) sejak 2013 lalu.

Meski bukan front end framework murni, React tetap mampu dipakai untuk membangun website dan aplikasi mobile. Sebab, ia punya fitur khas framework seperti Virtual DOM, Library Integrations, dan JavaScript XML.

React tentu saja menjadi framework resmi untuk aplikasi besutan Meta, seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Namun, perusahaan lain seperti Netflix, Uber, dan Airbnb juga tercatat menggunakan React.

Angular vs React: Perbandingan Lengkap

Guna mencari tahu front end framework mana yang pas untuk kebutuhan Anda, kami akan membandingkan React vs Angular di delapan aspek berbeda, yaitu:

  1. Popularitas
  2. Kemudahan
  3. Kegunaan
  4. Performa
  5. Rendering
  6. Data Binding
  7. Struktur Project
  8. Tools

Mari simak perbandingan selengkapnya!

1. Angular vs React: Popularitas

Angular tergolong front end framework yang cukup banyak digunakan oleh developer. Hingga artikel ini terbit, terbukti ratingnya di halaman Github mencapai 78 ribu bintang.

Selain itu, Angular menduduki peringkat empat framework dengan jumlah pengguna terbanyak (22.96%) berdasarkan survey dari Stack Overflow

Nah, bagaimana dengan popularitas Angular di Indonesia?

Ternyata, komunitas Angular di Indonesia sudah cukup berkembang. Terbukti, mereka sudah punya halaman resmi di Medium dan Github,

Sementara itu, React ternyata punya popularitas yang jauh mengungguli Angular. Bisa dilihat, halaman resminya di Github mendapat rating lebih dari 180 ribu bintang.

Bahkan, survey Stack Overflow juga menunjukkan bahwa React adalah framework paling populer di dunia. Persentase penggunanya mencapai 40.14%. Nah, hal ini ternyata berbanding lurus dengan pengguna React di Indonesia.

Tercatat, Komunitas React Indonesia sudah memiliki website resmidokumentasi yang rapi, grup Facebook berjumlah sekitar 25 ribu pengguna, sampai sarana belajar yang cukup lengkap.

Kesimpulan:

Bicara popularitas React vs Angular, sudah jelas siapa pemenangnya. React terbukti lebih populer karena lebih banyak digunakan developer. Ia juga punya komunitas yang besar, baik di dalam maupun luar negeri.

2. Angular vs React: Kemudahan

Lantas, bagaimana perbandingan Angular vs React dari segi kemudahan untuk belajar? Harus diakui, Angular adalah framework yang agak sulit dipelajari oleh developer pemula.

Sebab, ia adalah framework yang luas serta dinamis. Satu bundle paket Angular terdiri dari berbagai macam Directives, Modules, Components, dan sebagainya. Jika ingin menguasai Angular, mau tak mau Anda harus mempelajari semuanya. 

Di samping itu, Angular cukup sering menerima update dari Google. Mengingat setiap update biasanya membawa perubahan dan fitur baru, Anda perlu usaha ekstra agar bisa belajar Angular dengan lebih cepat.

Hal ini bertolak belakang dengan React, yang masih lebih mudah untuk dipelajari pemula. Mengingat React adalah framework yang minimalis, ia tidak punya fitur-fitur rumit seperti Classic Templates dan Dependency Injection.

Apalagi jika Anda sudah belajar JavaScript, menguasai React akan terasa jauh lebih mudah. Tapi jangan salah, React juga menerapkan JSX, sebuah ekstensi JavaScript berbentuk XML yang lebih rumit dibanding JavaScript biasa.

Tak hanya itu, Anda wajib belajar tentang Redux Library. Sebab, library ini dipakai lebih dari setengah aplikasi berbasis React. Selain itu, ia juga rutin menerima update sehingga Anda perlu mempelajari perubahannya secara konstan.

Kesimpulan:

Dari segi kemudahan, React masih lebih cocok untuk developer pemula dibanding Angular. Pun demikian, keduanya punya tantangan masing-masing yang wajib Anda taklukkan jika ingin menjadi front end developer yang baik.

3. Angular vs React: Kegunaan

Berlanjut ke kegunaan Angular vs React. Ternyata kedua framework ini ditujukan untuk keperluan yang berbeda.

Angular adalah framework yang sangat cocok digunakan untuk membangun project berskala menengah hingga besar. Sebab, ia punya semua yang Anda butuhkan untuk mempercepat proses pengembangan project, dengan kelengkapannya.

Artinya, Anda tidak perlu memasang komponen pihak ketiga setiap menambahkan fitur baru ke project yang dibangun.

Powered by Blogger.